Muka Fian linglung kemudian berkata, “ ini
serius kan ? ”
“ Benar, ini serius malah bisa dibilang
sangat serius ” kata Nadia.
Fian pun menyadari bahwa kejadian ini bukan
mimpi tapi kenyataan di dalam kehidupan. Setelah mengetahui bahwa cintanya
telah kesampaian kepada Nadia, tak menunggu lama Fian pun berlonjak kegirangan,
dia dekati dan memeluk Nadia dengan pelukan kebahagian tida tara. Matanya yang
tadi sembab kini kembali berurai air mata, air mata kegembiraan. Setelah sesaat
menghabiskan waktu bersama, akhirnya mereka berdua berpisah, senyum mengembang
di wajah keduanya.
Keesokan
harinya Fian kembali bersiap untuk menjelajahi hari baru, seakan Fian sekarang
memiliki semangat hidup baru setelah kemarin sibuk termangu – mangu meratapi
kejadian ditolaknya cintanya. Begitu melihat Nadia di taman, serentakdia
langsung menghampirinya. Dalam pikiran Fian, dia teringat pada masa lalunya,
saat dia hanya memendam rasa cintanya atau lebih tepatnya yaitu jatuh cinta
diam – diam. Orang yang sedang mengalami peristiwa ini mengetahui segala
sesuatu, seluk beluk apa yang ada pada orang yang dicintainya, namun tak berani
mengungkapkannya. Sehingga cintanya tak kesampaian, cinta yang terlalu lama
dipendam biasanya menjadi penyesalan. Namun kini keadaannya berbalik 180°, Fian mendapatkan Nadia ynag sedari dulu telah ia taksir, sedangkan
Nadia senang setelah mengetahui bahwa cinta Fian tulus dari hatinya.
Hari
demi hari silih berganti, hubungan antara Nadia dengan Fian pun ikut silih beranti,
terkadang merenggang juga terkadang membaik. Hati Fian sekarang ini sedang
kasmaran, serasa penuh warna dan keceriaan juga diliputi senandung kebahagiaan,
Fian terbuai oleh indahnya cinta hingga segalanya ini menciptakan sebuah memory
manis baik di hati Fian maupun hati Nadia. Kadang kala pada waktu hari sudah
senja, dua sepasang anak muda ini menghabiskan hari dengan bercengkrama
membahas segala hal dengan ditemani pudaran sinar jingga dari matahari yang
terbenam. Setlah puas melihat sunset, mereka pun melanjutkan melihat kelap
kelip bintang di langit yang masih terlihat terang karena mereka tinggal di
desa yang masih minim penerangannya sehingga cahaya bintang masih dapat
terlihat. “ Kamu tau nama bintang terang itu ? ” kata Nadia sambil menunjuk ke
arah timur.
“ Oooh bintang itu, bintang laut namanya ”
ujar Fian sambil tertawa terkekeh mencairkan suasana.
“ Ini beneran, kamu tau nggak itu bintang ?
”
“ Nggak ” kata Fian dengan nada cengoh
“ Itu sebenarnya bukanlah bintang ” kata
Nadia dengan suara tenang
“ Hla terus apa ? Lampu Neon ” kata Fian
dengan nada melawak
“ Itu planet venus ” ucap Nadia dengan
serius
“ Venus ? Ooh yang jadi saudara kembar bumi
itu, wujudnya seperti itu ”
“ Iya, planet kedua dalam susunan tata
surya kita ini, suhunya bisa mencapai 430° kalau siang hari ”
“ E...iyaa benar itu, di buku IPA kelas 6
SD ada tuhh ” kata Fian agar terlihat nyambung, padahal sebenarnya dia tidak
mengetahui apa – apa tentang venus.
Lama sekali Fian dan Nadia berbincang
mengenai tata surya hingga sampai membahas gerhana bulan menyebabhkan pasang
surut air laut. Kali ini Nadia lebih banyak yang bercerita sedangkan Fian hanya
merespon saja. Ketika hari sudah menjelang larut malam, udara semakin dingin,
keduanya memutuskan untuk kembali ke rumah masing – masing untuk menyiapkan
segala sesuatu di eseok hari.
Hari
ini, hari baru Fian terbangun dari tidur lelapnya dengan wajah kasmaran. Mimpi
yang terjadi di otak Fian saat tidur tadi sungguhlah indah. Di dalam mimpi itu
Fian bersama Nadia seperti bergandengan tangan dan menari – nari hingga lupa
waktu, Ia merasa dalam mimpi tersebut seakan dunia ini hanya milik berdua. Di
dalam mimpi itu juga Fian dapat merasakan dekapan hangat dari tunuh Nadia dan
juga ciuman mesra yang bisa membuat pikiran gundah seketika. Tapi semua itu
hanya mimpi belaka, bukan realita dalam dunia nyata. Fian pun bersiap dan
berangkat menemui Nadia, tapi apa daya ketika melihat rumah Nadia hilang!! Hati
Fian pun gusar, kacau, bingung, shock, cemas dan tak tahu harus berbuat apa.
Saking terpananya melihat kejadian hilangnya rumah Nadia, tiba – tiba muncul
raksasa dengan wajah seram, matanya menyala dan sekujur tubuhnya penuh dengan
bulu dan daun – daunan kasar. Fian memucat pasi, kemudian raksasa berlari
mendekat! dan… Fian seketika tersadar, jam menunjukkan angka 6, Fian sekarang
baru betul – betul bangun dari tidurnya.
Mimpi Fian sangat aneh, di dalam mimpi Fian, Fian bermimpi lagi. Fian pun
kebingungan menyikapi ini. Ataukah ini pertanda bahwa ada sesuatu yang aneh
akan terjadi ? Fian pun bergegas beranjak dari tempat tidurnya.
Kini
tepat 1 tahun Fian memadu cinta bersama Nadia, banyak kenangan ynag tersimpan
di dalam pikiran mereka berdua. Kini telah tiba saatnya mereka harus berpisah,
pertengkaran antara keduanya memang telah mejadi bukti bahwa jalan asmara
mereka harus berhenti disini. Fian dan Nadia pun punya alasan masing – masing
untuk mengakhiri drama percintaan ini. Saat drama romantisme keduanya ini
berakhir, keduanya diliputi oleh rasa kesal, marah dan benci akibat imbas dari
pertengkaran, akan tetapi kelak pada hari – hari yang akan datang, keduanya
akan diliputi oleh rasa kangen, kenapa dulu aku berbuat seperti itu, ingin
mengulang kembali masa lalu.
Cinta ini memang
aneh, ibarat panah yang telah menembus leher sang ksatria yang kemudian
menancap di sebatang pohon, bercak darah si ksatria masih melekat pada
panahnya. Sedangkan sang ksatria hanya akan mati dengan raungan kematian yang
memilukan.
0 komentar:
Posting Komentar