Bapak Mau Move On

Minggu, 01 Maret 2015


               Saya punya seorang tetangga, tetapi tetanga yang satu ini istimewa karena tetangga ini sudah dianggap seperti menjadi “satu” bagian dalam keluarga saya. Namanya Yatno, tetapi saya dan kakak saya lebih condong memanggil dengan sebutan “bapak”. Dipanggilnya menjadi bapak karena sewaktu saya kecil dulu sering diasuh oleh Bapak Yatno ini, juga tidak berbeda dengan kakak saya yang bahkan diasuh sampai umur 3 tahun.
               
              Hingga sekarangpun saya masih memanggil orang tua bermotor Yamaha vega tersebut dengan sebutan bapak, padahal ‘bapak’ itu sebenarnya mengacu pada sebutan untuk orang tua kandung yang sejatinya saya tak punya hubungan darah apapun dengan Bapak Yatno tersebut. Sedangkan orang tua kandung saya, saya panggil dengan sebuan mamah dan papah. Hingga suatu ketika ada penyakit yang menjangkiti istri Bapak Yatno yang kemudian berujung meninggalnya pujaan hati  Bapak Yatno tersebut. Saya bisa melihat raut wajah Bapak Yatno yang mensiratkan kepasrahan akan ditinggal istrinya. Sampai suatu hari ..
                
               Pada suatu hari sehabis hujan, Bapak Yatno dating ke rumah saya, semula beliau menanyakan tentang dvd playernya yang rusak dan dan meminta solusi pada ayah saya yang memang seorang tukang servis elektronik. Kemudian pembicaraan pun mencabang hingga Bapak Yatno berani berucap tentang kegundahan hatinya setelah ditinggal sang istri kini malahan hadir seorang wanita yang mau  mengisi kekosongan hatinya, hal ini  membuat Bapak Yatno menjadi salah tingkah dan meminta saran dari mamah saya agar tidak semakin terjerumus dalam lingkup cinta yang lebih dalam, namun mamah saya malah menyarankan sebaliknya. Mendengar cerita keluhan dari Bapak Yatno tadi membuat saya bisa tertawa, karena ternyata orang tua yang rambutnya sudah mulai beruban bisa juga jatuh cinta. Salut Pak Yatno.

0 komentar: