Waktu saya
menulis postingan ini saya ditemani oleh lagu tembang macapat yaitu Tembang
Gambuh dan rasanya itu seperti ada yang ‘mengawasi’ saya dari belakang membikin
bulu kuduk merinding. Tapi lupakanlah semua itu kali ini saya akan memposting
asal muasal tembang – tembang macapat tersebut.
Macapat merupakan lagu / tembang
tradisional klasik Jawa. Dari segi bahasa macapat berarti maca papat – papat (membaca empat - empat).
Cara membaca terjalin tiap empat suku kata. Sebenarnya macapat itu merupakan
urutan – urutan perjalanan hidup seorang manusia dari mulai bayi sampai
meningggal. Lebih jelasnya ini dia :
1. Maskumbang : yaitu menggambarkan bayi masih dalam
kandungan ibunya, yang belum diketahui jenis kelaminnya, kumambang berarti
mengambang dalam kandungan ibu.
2. Mijil : berarti sudah dilahirkan
dan jelas laki – laki atau perempuan
3. Sinom : berarti masa muda, yang
paling penting pemuda adalah mencari ilmu sebanyak
banyaknya
4. Kinanthi : berasal dari kata kanthi atau
tuntun yang berarti dituntun supaya bisa menjalani kehidupan di dunia
5. Asmarandhana : berarti cinta, cinta laki – laki kepada
perempuan atau sebaliknya yang merupakan takdir Allah
6. Gambuh : yaitu dari kata jumbuh /
bersatu yang berarti apabila sudah bersatu dalam cinta, perempuan dan laki –
laki tersebut bisa menjalani hidup bersama.
7. Dhandhanggula : artinya menggambarkan
kehidupan manusia dalam kenbahagiaan ketika berhasil meraih cita-cita.
Menemukan jodoh, melahirkan anakm kehidupan yamg sejahtera,dsb
8. Durma : dari kata darma / sedekah.
Manusia jika sudah merasa hidup cukup, dalam dirinya tumbuh rasa kasih sayang
kepada sesamanya yang sedang kesusahan, sehinggga akan tumbuh keinginan untuk
berbagi. Hal tersebuit didukung juga dari moralitas agama dan watak sosial
manusia.
9. Pangkur : dari kata mungkur yang
berarti menyingkirkan hawa nafsu angkara murka. Yang menjadi prioritas hidup
adalah keinginan untuk berbagi dan peduli dengan sesama.
10. Megatruh : dari kata megat roh / pegat rohe
atau terpisah nyawa, ketika takdir kematian datang.
11. Pocung : ketika tinggal jasad
terdida, dibungkus dengan kain mori putih atau dipocong sebelum dikuburkan.
0 komentar:
Posting Komentar